Okt 19, 2024
SEJARAH JEMARAS Pada zaman dahulu kala, yaitu sejak perkembangan agama Islam yang disiarkan oleh para Wali di tanah jawa (Wali sanga), di hutan sebelah barat wilayah Kerajaan/Kesultanan Cirebon, Mbah Kuwu Cakrabuana dengan putrinya yang ke empat yaitu Nyi Gede Jemaras mengadakan toto alas (babad hutan) untuk membuat pedukuhan atau desa. Setelah banyak pepohonan yang tumbang kemudian di bakar. Abu dari pembakaran pepohonan tersebut tertiup angin kesana kemari, kemudian sampai dimana itu berada, itulah yang menjadi batas wilayah pedukuhan tersebut. Begitulah peraturan pada zaman dahulu untuk menentukan batas- batas pedukuhan. Mbah Kuwu Cakrabuana adalah seorang putera prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran, yang semula bernama Raden Wlangsungsang. Beliau pergi mengembara untuk menuntut ilmu agama Islam, berguru kepada Syekh Nurjati di Gunung Jati. Setelah di anggap mapan dalam menerima ilmu agama Islam, gurunya memberi nama Shomadullah dan di perintahkan menunaikan ibadah Haji ke Makkah, kemudian sekembalinya dari Makkah mendapat julukan Haji Abdul Iman. Sepulangnya menunaikan ibada haji singgah dulu di Negeri Campa untuk berguru kepada Maulana Akbar Ibrahim yang di kenal dengan sebutan Pandita Mutakim. H. Abdul Iman dijadikan menantu oleh Pandita Mutakim lalu dijodohkan dengan putrinya yang bernama Nyi Rasa Jati. Dari pernikahannya mendapat 7 (tujuh) orang puteri yaitu: 1. Nyi Rara Konda, di Alas Konde Gunung Jati 2. Nyi Rara Sejati, di Gunung Jati 3. Nyi Jati Merta, di Desa Jati Merta 4. Nyi Jemaras, di Desa Jemaras (Desa Jemaras Kidul) 5. Nyi Martasinga, di Desa Martasinga 6. Nyi Cempa, di Desa Dukuh, Karang Kendal 7. Nyi Rasamalasih, di Blok Sembung Astana Gunung Jati Dengan demikian nama Desa Jemaras adalah nama asli Nyi Gede Jemaras sendiri yang diabadikan sebagai nama desa. Pada tanggal 21 April 1983 Desa Jemaras dimekar menjadi dua desa, yaitu Desa Jemaras Kidul meliputi Blok Kendron, Blok Cengkuang, Blok Pande, Blok Sigaga, Blok Kebonan, Blok Desa dan Blok Penjalinan (sebagian). Desa Jemaras Lor meliputi Blok Penjalinan, Blok Kejuden, Blok Jlengut Wetan, Blok Siduwet, Blok Karangsumpit, dan Blok Karangdalem. Walaupun sudah ada pemekaran desa yaitu Desa Jemaras Kidul dan Desa Jemaras Lor, rakyat Desa Jemaras tetap bersatu dalam hal pembangunan desa, bidang pertanian, perdagangan (kerajinan rakyat, pande besi) dan sebagainya. Nyi mas Jemaras adalah putri Mbah Kuwu Cakrabuana yang sangat dikasihi dan dicintai ayahandanya. Ketika Mbah Kuwu bercocok tamam, menanam padi di daerah Junjang, beliau bermukim di Desa Slangit memelihara kerbau, yang menjadi penggembalanya ialah Ki Gede Langgen, kandangnya berada di Slangit, tempat guyang kerbau (memandikan kerbau) di blok Pangguyangan (di sungai pengguyangan Jemaras), weluku (bajak)nya disimpan di blok kendron. Dahulu Desa Jemaras terkenal ada Pesantren yang dipimpin oleh guru besar agama Islam Ki Buyut Santri Wiraguna (Ki Madullah) yang berasal dari Demak. Tokoh masyarakat yang ada di Desa Jemarsa Kidul adalah: - Buyut Nyi Gede Jemaras - Buyut Santri Wiraguna (Ki Madullah) - Buyut Jeneng - Buyut Judipati (Ki Kandim), Buyut Rebe’, Buyut Segara, Buyut Kendru, Buyut Mataram. - Buyut Ki Barep, Buyut Kencong - Buyut Pande’ (Buyut Ki Bekila) Putera Pangeran Kejaksan - Buyut Jembangan, Buyut Ipik, Buyut Murti (Sigaga) Tokoh yang ada di Desa Jemaras Lor ada 4 (empat) yaitu: - Buyut Jeben (Jlengut) - Buyut Kejuden (menantu) dari Buyut Ki Judipati (Ki Kandim)asal dari Desa Kejuden Plumbon - Ki Buyut Santri - Ki Patra Nyi Gede jemaras bersuamikan Adipati Keling asal dari India. Adipati Keling diberi tugas memimpin pasukan/prajurit Kesultanan Cirebon (Keraton Pakungwati) untuk mempertahankan kerajaan Islam di Cirebon dari serbuan prajurit Rajagaluh dan Talaga yang bermaksud menghancurkan Keraton Pakungwati Cirebon. Adipati Keling dibantu oleh Syeh Magelung Sakti, Nyi Mas Gandasari, Adipati Arya Kemuning, Pangeran Cirebon dan lain-lain. Sebagai penasehat perang pengayom adalah Pangeran Cakrabuana sendiri. Dengan izin Allah SWT. Kemenangan ada di pihak Kerajaan Pakungwati Cirebon dan semua musuh takluk dan memeluk agama Islam. Nyi Gede Jemaras memiliki nama lain yaitu: - Ratu Ayu Nyi Mas Buyut Ranglang Sari - Ratu Ayu Nyi Mas Buyut Marta Sari - Ratu Ayu Nyi Mas Buyut Sambeng - Ratu Ayu Nyi Mas Buyut Resmi - Ratu Ayu Nyi Mas Buyut Nyi Gede Jemaras, dan lain-lain. Buyut Nyi Gede Jemaras memiliki tanah bantar seluas “ambane sakukuban payung” artinya selebar payung, warna putih, tidak ditumbuhi lumut, kadang kelihatan kadang tidak kelihatan dan berpindah-pindah. Tanah tersebut tempat musyawarah antara Mbah Kuwu Cirebon dengan Putrinya sendiri (Nyi Gede Jemaras). Apabila turun hujan ketika berada dalam lingkaran tanah putih tersebur, maka tidak basah terkena air hujan. Sekarang tanah putih tersebut tidak kelihatan lagi. Selain tanah bantar, dahulu Buyut Nyi Gede Jemaras mempunyai tanah yang lain, yang berada di luar Desa Jemaras yaitu Tanah Teluk Dermayu disebut puloklaras, Tanah Sumur Cere (di Eretan Indramayu), Tanah Cimalaka (Sumedang), Tanah Sentigi (Cilegi Indramayu), dan Tanah Jemaras (utara Cileunyi Bandung). Tanah- tanah tersebut luasnya bervariasi dan masih hutan belukar yang konon masih angker, sampai sekarang tidak ada yang berani mengelolah tanah-tanah tersebut. Tanah-tanah tersebut di atas tidak tercantum dalam Model C Desa Jemaras. Ini hanya cerita zaman dahulu, jasa peninggalan buat anak cucu Buyut Nyi Gede Jemaras saja. Adapun adat-adat di Desa Jemaras ialah: - Sedekah Bumi - Mapag Sri 1 x setiap tahun - Ngunjung Buyut 1 x setiap tahun Sedangkan larangan / tabu bagi masyarakat Desa Jemaras ialah: - Dilarang menanam padi merah, ketan hitam - Dilarang menanam labu merah, emes oyong Larangan tersebut dijaga dan dipatuhi oleh seluruh masyarakat Desa Jemaras baik Desa Jemaras Kidul maupun Desa Jemaras Lor. Menurut cerita berdirinya padukuhan atau Desa Jemaras dan Masjid Desa Jemaras yaitu pada bulan Rajab tahun Alif kurang lebih tahun 1476 Masehi. (Tahun Alif adalah di antara nama tahun dalam sewindu (8 tahun); yaitu alif, he, jim awal, je, dal, be, wawo, dan jim akhir). Adapun nama-nama Kuwu Jemaras yang di ketahui: 1. Marta: 1874 - 1904 2. Munari: 1904 - 1906 3. Ta’wi: 1906 - 1908 4. Markab: 1908 - 1923 5. Sastra Sujana: 1923 - 1945 6. Bajuri: 1945 - 1946 7. Salamun: 1946 - 1951 8. Sidik Martha Atmaja: 1951 - 1958 9. Suleman: 1958 - 1960 10. Remita: 1960 - 1961 11. Suparta: 1961 - 1965 12. Pjs. Abu Bakar: 1965 - 1967 13. Mira: 1967 - 1983 Kuwu pemekaran Desa Jemaras (21 April 1983): - Desa Jemaras Kidul: 1. Pjs. Taswin: 1983 - 1986 2. Sukarjo: 1986 - 1994 3. Pjs. Nono Sutrisno: 1994 - 1995 4. Ayo Sunaryo: 1995 - 2003 5. Robandi AA.: 2003 – 2013 6. Suharto: 2013 -2019 - Desa Jemaras Lor: 1. Kuwu Mir: 1983 - 1985 2. Sudila: 1985 - 1993 3. Sarnadi: 1993 - 2001 4. Pjs. Sataria: 2001 - 2002 5. Ato Rasmita: 2002 – 2013 6. Arjo: 2013 - 2019 Tanggal 21 April 1983 pemekaran Desa Jemaras (Desa Jemaras Kidul dan Desa Jemaras Lor). Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jemaras_Kidul,_Klangenan,_Cirebon